Peran
Serta Pemuda Dalam Pembangunan Melalui Media Sosial
Pemuda
adalah cikal bakal pemimpin dimasa yang akan datang, ditangan pemuda, ia bisa
melakukan apa saja, ditangan pemuda ia dapat meneriakkan suarannya untuk
menentang ketidakadilan, menuntut reformasi agar dihapuskannya korupsi, kolusi
dan nepotisme. Ditangan pemuda, lahirlah Budi Oetomo yang dapat menggerakkan
jiwa patriotisme para pemuda untuk membela tanah air, ditangan pemuda “Sumpah Pemuda”
dapat dikobarkan. Begitu penting peranan pemuda dalam sebuah peradaban. Dahulu kita sangat bangga mendengar kata
“pemuda” karena lewat pemikiran-pemikiran briliannya pemuda dapat menyelesaikan
persoalan dengan cepat dan tepat, ingatkah ketika para pemuda sempat berselisih
dengan golongan tua mengenai proklamasi Indonesia, berkat desakan pemuda juga
lah akhirnya, kemerdekaan Indonesia dapat diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945.
Pemuda
yang mempunyai jiwa patriotisme, peduli terhadap bangsa dan negara, bertanggung
jawab atas diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pemuda yang harus beperan
aktif dalam pembangunan negara, pemuda harus kritis dalam segala aspek. Pemuda
yang selalu cinta terhadap bangsanya, tidak menghina ataupun merendahkan bangsa
sendiri. Pemuda harus banyak belajar, banyak menimba ilmu agar bisa bersaing
dengan dunia luar. Pemuda yang selalu menyingsingkan lengan bajunya untuk
menolong sesama, pemuda yang selalu disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat. Pemuda
yang tangguh, pantang menyerah, gigih, memiliki komitmen dan bekerja keras. Itulah
yang seharusnya dimiliki oleh remaja sekarang, namun sangat disayangkan ketika
para pemuda harapan itu telah redup dalam sinarnya. Pemuda sekarang telah
meninggalkan nilai nilai luhur itu, pemuda sekarang telah berubah menjadi anak-anak yang manja.
Pemuda sekarang maunya enak sendiri, ingin dilayani, segalanya serba ada dan
serba perintah. Pemuda sekarang telah terjangkit dengan budaya pamer dan mengeluh,
pamer jika mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, pamer kekayaan, kepintaran,
dan lain sebagainya. Bukankah pamer itu termasuk perbuatan tercela? dan dapat mengurangi pahala kita? pamer ibarat membawa air di ember yang bocor, pastilah tidak ada gunanya, bukankah segala yang kita dapatkan berasal dari Tuhan semata? kenapa harus dipamerkan? mestinya kita malu, karena dengan nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita, belum bisa sepenuhnya disyukuri, belum bisa berbagi dengan sesama, belum bisa ikut membahagiakan kerabat kita yang masih membutuhkan, ini malah dengan antusiasnya pamer kepada sesama dan ingin menunjukkan bahwa dirinya "wow". Cukuplah Tuhan bagi diriku, tak ada sesuatu pun yang mampu merubah haluanku kepada-NYA. Budaya mengeluh pun sering kita jumpai didalam permasalahan hidup yang dihadapinya, setiap menemui permasalahan langsung menumpahkannya
dalam bentuk status di media sosial. Seolah belum afdol jika belum update
status. Sebuah sikap yang sangat tidak gentlemen,
seolah mengadukan masalah kepada orang lain bukan kepada Tuhannya. Tidak bisa
mengatasi permasalahannya dengan mandiri dan selalu mengeluh, mencaci, dan
menghujat. Bukannya berusaha untuk penyelesaian masalah tersebut namun sibuk
dengan aktivitasnya di dunia maya. Pemuda sekarang banyak yang menumpahkan masalah dan rutinitas kehidupannya
di media sosial, seolah ingin mendapat perhatian orang banyak, bak artis yang
ingin diketahui setiap aktivitasnya oleh orang ramai. Pemuda sekarang sibuk
dengan upadate statusnya di facebook, dan twitter, sibuk dengan berkomentar ria
atau saling mention, sibuk dengan
masalah percintaan, sibuk dengan mengggombali lawan jenisnya, sibuk dengan
kekasihnya, sibuk dengan aktivitas yang tidak bermanfaat. Karakter mengeluh,
menghujat dan memaki tak jarang dijumpai di jejaring sosial tersebut. Sibuk
mencari-cari kesalahan orang lain, membicarakan kejelekan temannya, hingga berselisih
dengan pacarnya hingga berbuntut renggangnya hubungan sosial mereka. Mungkin
inilah beberapa status yang sering kita jumpai ;
4duH LGi g4l4u dEh b0o…
Aduh ini tugas belum selesai, besok
di kumpulin lagi…aduh gimana ini???@iD4kzeletoch??
Hari ini makan ape ye…kayaknye
makan ikan sambel mercon enak dweehh…
Aduh si ayang ko belum telepon aku
sih…#merana
Hllo salam kenal, aku adi..…
follback balik dong…#ngarepabis
Trus gua harus bilang “WOW sambil
salto gitu?”
Ciyus? Miapah? Miawoh?
Hemmm begini lah cinta deritanya
tiada berakhir….#mauputus
Neng punya rumah gak? | punya aa |
kalo aa punya tangga | trus knpa aa? |
gimana kalo kita bikin rumah tangga??? Eheheheh… :D
Dasar cowo br*ngsek, bisa nya cuma
nyakiitin cewe mulu…#cuih
Ketemu mantan itu rasanya kayak
pengen ngelempar pake sendal…
Dasar b*go… itu wasitnye buta kali…kagak
liat…
“alacelalumerana merubah statusnya
menjadi lajang”….dsb.
Apakah
seperti ini tingkah laku pemuda bangsa Indonesia? Apakah pemuda yang suka pasang status seperti ini
yang diharapkan masyarakat? Mana sumbangsih pemuda dalam rangka menyukseskan
program-program bela negara? Mana pakaian patriotisme mu wahai pemuda? Mana
budaya sopan santun mu ? Dimana identitasmu sebagai pemuda yang diharapkan
bangsa? Sangat disayangkan sekali jika waktu muda mu hanya untuk mengeluh,
mencaci, menghujat, dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, Tuhan telah
memberi modal kepada para pemuda dengan jiwa yang kuat, raga yang sehat,
pikiran yang tidak tersendat, apakah kita menyia-nyiakan modal yang diberikan
Tuhan kepada kita tanpa memanfaatkannya? Ironis sekali jika kita hanya menuruti
hawa nafsu semata untuk bersenang-senang tanpa membuat arti untuk hidup yang
lebih baik, bermanfaat untuk orang disekeliling kita.
Perkembangan
jaman dan teknologi memaksa kita untuk melek informasi, melek teknologi, dan
melek akan perkembangan bangsa ini, sehingga untuk mengakses informasi tersebut
dibuatlah sarana untuk bisa mendapatkan informasi, termasuk media sosial
(facebook, twitter dll). Media sosial yang dapat digunakan sebagai akses
informasi dan saling berkomunikasi ini tentunya mendapat angin segar terkhusus
para pemuda. Pengguna media sosial yang
kebanyakan para pemuda ini seolah terhipnotis dengan adanya bentuk media
tersebut. Bagaimana tidak, media sosial yang saling menghubungkan satu dengan
yang lainnya ini menyedot aktivitas para pemuda untuk berlama lama berselancar
didunia maya, apalagi dengan tambahan game yang bisa diakses lewat media
tersebut. Tak jarang kalangan anak muda menghabiskan waktunya di media sosial
tersebut, hanya untuk update status, saling berkomentar ria, chatting, ataupun bermain game.
Peranan
media sosial tentunya seperti pedang bermata dua, disalah satu sisi
menguntungkan, disisi lainnya sangat merugikan jika pemanfaatannya kurang
layak/baik. Tentunya tergantung peranan user
(pemuda) dalam memanfaatkannya. Media sosial tentunya bisa sangat menguntungkan
ketika seseorang yang jarang bertemu dengan teman, atau rekan bisnis untuk
saling menyapa dan bertukar informasi. Saling
berbagi ilmu lewat notes, saling men-tag ketika ada nasihat atau quote, pasang update status yang bermanfaat, membuat grup belajar, saling
berkomentar mengenai isu yang marak diberbagai media elektronik, saling memberi
masukan untuk pelayanan pemerintah yang kurang layak, dan berusaha untuk ikut
serta dalam pembangunan negara, bukan hanya menyalahkan pemerintah saja. Saling
berbagi (share), mengenai informasi,
pemberitaan, dan hal-hal yang bermanfaat dan masih banyak lagi aktivitas yang
dapat kita lakukan di media sosial dalam rangka menumbuhkembangkan identitas
pemuda untuk mewujudkan pemuda harapan bangsa. Pemanfaatan media sosial yang
seperti ini lah yang seharusnya menjadi perhatian dan terus dikembangkan oleh para pemuda masa
kini. Mari kita munculkan kembali jiwa
pemuda yang dahulu pernah menorehkan sejarah kemerdekaan, dimulai dari hal-hal
kecil seperti yang telah diutarakan sebelumnya. Nah itulah sebagian kecil yang
seharusnya dilakukan oleh para pemuda sekarang dalam pemanfaatan media sosial.
Sekarang
muncul pertanyaan, bagaimana agar para pemuda bisa sepaham dengan kita? Caranya
gampang, yaitu:
Pertama,
adalah dimulai dari sendiri, ketika sesuatu hal itu berawal dari diri sendiri,
maka akan dengan mudah untuk mentransfer hal tersebut kepada orang lain.
Contoh: merokok, orang lain tidak akan berhenti merokok ketika kita suruh untuk berhenti merokok,
jika kita sendiri enggan untuk berhenti dari merokok, solusinya adalah berawal
dari diri sendiri dengan melakukan contoh yang baik, yaitu berhenti dari
merokok, maka nasihat atau ajakan tersebut akan dengan mudah untuk diikuti.
Kedua
saling mengingatkan, ketika ada teman yang sedang mengalami kebimbangan dan
selalu mengeluh di media sosial, kita ingatkan dengan dua arah, jangan
mengingatkan dengan menuliskan komentar di statusnya atau di mention, tapi ingatkanlah lewat chatting yang hanya dua arah, atau
melalui pesan, atau direct message. Karena
mengapa, biasanya orang tidak mau ditunjukkan kesalahannya didepan umum, maka
kita ingatkan dengan metode dua arah ini.
Ketiga,
dekatkan diri kita dan ajak/libatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat, karena dengan melibatkan mereka langsung dalam kegiatan tersebut,
maka mereka akan sadar, betapa indahnya jika waktu yang digunakan hanya untuk
melakukan hal-hal yang bermanfaat. Biasanya ini akan berpengaruh terhadap
psikis mereka, ketika mereka sudah melakukan hal yang bermanfaat, maka secara
tidak langsung dalam tingkah laku mereka akan menunjukkan hal-hal yang
bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari
Nah mudah-mudahan dengan
langkah-langkah tersebut dapat menjadikan hidup kita bermanfaat untuk
lingkungan sekitar, khususnya untuk diri sendiri. silakan torehkan kritik dan saran anda tapi yang membangun ya... :)
("ingatkan bila saya hilaf, tegur bila saya salah")
parmadi
("ingatkan bila saya hilaf, tegur bila saya salah")
parmadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar