Halaman

Selasa, 02 Oktober 2012

Peran Pemuda

Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Melalui Media Sosial

Pemuda adalah cikal bakal pemimpin dimasa yang akan datang, ditangan pemuda, ia bisa melakukan apa saja, ditangan pemuda ia dapat meneriakkan suarannya untuk menentang ketidakadilan, menuntut reformasi agar dihapuskannya korupsi, kolusi dan nepotisme. Ditangan pemuda, lahirlah Budi Oetomo yang dapat menggerakkan jiwa patriotisme para pemuda untuk membela tanah air, ditangan pemuda “Sumpah Pemuda” dapat dikobarkan. Begitu penting peranan pemuda dalam sebuah peradaban.  Dahulu kita sangat bangga mendengar kata “pemuda” karena lewat pemikiran-pemikiran briliannya pemuda dapat menyelesaikan persoalan dengan cepat dan tepat, ingatkah ketika para pemuda sempat berselisih dengan golongan tua mengenai proklamasi Indonesia, berkat desakan pemuda juga lah akhirnya, kemerdekaan Indonesia dapat diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pemuda yang mempunyai jiwa patriotisme, peduli terhadap bangsa dan negara, bertanggung jawab atas diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pemuda yang harus beperan aktif dalam pembangunan negara, pemuda harus kritis dalam segala aspek. Pemuda yang selalu cinta terhadap bangsanya, tidak menghina ataupun merendahkan bangsa sendiri. Pemuda harus banyak belajar, banyak menimba ilmu agar bisa bersaing dengan dunia luar. Pemuda yang selalu menyingsingkan lengan bajunya untuk menolong sesama, pemuda yang selalu disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat. Pemuda yang tangguh, pantang menyerah, gigih, memiliki komitmen dan bekerja keras. Itulah yang seharusnya dimiliki oleh remaja sekarang, namun sangat disayangkan ketika para pemuda harapan itu telah redup dalam sinarnya. Pemuda sekarang telah meninggalkan nilai nilai luhur itu, pemuda sekarang  telah berubah menjadi anak-anak yang manja. Pemuda sekarang maunya enak sendiri, ingin dilayani, segalanya serba ada dan serba perintah. Pemuda sekarang telah terjangkit dengan budaya pamer dan mengeluh, pamer jika mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, pamer kekayaan, kepintaran, dan lain sebagainya. Bukankah pamer itu termasuk perbuatan tercela? dan  dapat mengurangi pahala kita? pamer ibarat membawa air di ember yang bocor, pastilah tidak ada gunanya, bukankah segala yang kita dapatkan berasal dari Tuhan semata? kenapa harus dipamerkan? mestinya kita malu, karena dengan nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita, belum bisa sepenuhnya disyukuri, belum bisa berbagi dengan sesama, belum bisa ikut membahagiakan kerabat kita yang masih membutuhkan, ini malah  dengan antusiasnya pamer kepada sesama dan ingin menunjukkan bahwa dirinya "wow". Cukuplah Tuhan bagi diriku, tak ada sesuatu pun yang mampu merubah haluanku kepada-NYA. Budaya mengeluh pun sering kita jumpai didalam permasalahan hidup yang dihadapinya, setiap menemui permasalahan langsung menumpahkannya dalam bentuk status di media sosial. Seolah belum afdol jika belum update status. Sebuah sikap yang sangat tidak gentlemen, seolah mengadukan masalah kepada orang lain bukan kepada Tuhannya. Tidak bisa mengatasi permasalahannya dengan mandiri dan selalu mengeluh, mencaci, dan menghujat. Bukannya berusaha untuk penyelesaian masalah tersebut namun sibuk dengan aktivitasnya di dunia maya. Pemuda sekarang banyak  yang  menumpahkan masalah dan rutinitas kehidupannya di media sosial, seolah ingin mendapat perhatian orang banyak, bak artis yang ingin diketahui setiap aktivitasnya oleh orang ramai. Pemuda sekarang sibuk dengan upadate statusnya di facebook, dan twitter, sibuk dengan berkomentar ria atau saling mention, sibuk dengan masalah percintaan, sibuk dengan mengggombali lawan jenisnya, sibuk dengan kekasihnya, sibuk dengan aktivitas yang tidak bermanfaat. Karakter mengeluh, menghujat dan memaki tak jarang dijumpai di jejaring sosial tersebut. Sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, membicarakan kejelekan temannya, hingga berselisih dengan pacarnya hingga berbuntut renggangnya hubungan sosial mereka. Mungkin inilah beberapa status yang sering kita jumpai ;

4duH LGi g4l4u dEh b0o…

Aduh ini tugas belum selesai, besok di kumpulin lagi…aduh gimana ini???@iD4kzeletoch??

Hari ini makan ape ye…kayaknye makan ikan sambel mercon enak dweehh…

Aduh si ayang ko belum telepon aku sih…#merana

Hllo salam kenal, aku adi..… follback balik dong…#ngarepabis

Trus gua harus bilang “WOW sambil salto gitu?”

Ciyus? Miapah? Miawoh?

Hemmm begini lah cinta deritanya tiada berakhir….#mauputus

Neng punya rumah gak? | punya aa | kalo aa  punya tangga | trus knpa aa? | gimana kalo kita bikin rumah tangga??? Eheheheh… :D

Dasar cowo br*ngsek, bisa nya cuma nyakiitin cewe mulu…#cuih

Ketemu mantan itu rasanya kayak pengen ngelempar pake sendal…

Dasar b*go… itu wasitnye buta kali…kagak liat…

“alacelalumerana merubah statusnya menjadi lajang”….dsb.

Apakah seperti ini tingkah laku pemuda bangsa Indonesia? Apakah  pemuda yang suka pasang status seperti ini yang diharapkan masyarakat? Mana sumbangsih pemuda dalam rangka menyukseskan program-program bela negara? Mana pakaian patriotisme mu wahai pemuda? Mana budaya sopan santun mu ? Dimana identitasmu sebagai pemuda yang diharapkan bangsa? Sangat disayangkan sekali jika waktu muda mu hanya untuk mengeluh, mencaci, menghujat, dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, Tuhan telah memberi modal kepada para pemuda dengan jiwa yang kuat, raga yang sehat, pikiran yang tidak tersendat, apakah kita menyia-nyiakan modal yang diberikan Tuhan kepada kita tanpa memanfaatkannya? Ironis sekali jika kita hanya menuruti hawa nafsu semata untuk bersenang-senang tanpa membuat arti untuk hidup yang lebih baik, bermanfaat untuk orang disekeliling kita.
Perkembangan jaman dan teknologi memaksa kita untuk melek informasi, melek teknologi, dan melek akan perkembangan bangsa ini, sehingga untuk mengakses informasi tersebut dibuatlah sarana untuk bisa mendapatkan informasi, termasuk media sosial (facebook, twitter dll). Media sosial yang dapat digunakan sebagai akses informasi dan saling berkomunikasi ini tentunya mendapat angin segar terkhusus para pemuda.  Pengguna media sosial yang kebanyakan para pemuda ini seolah terhipnotis dengan adanya bentuk media tersebut. Bagaimana tidak, media sosial yang saling menghubungkan satu dengan yang lainnya ini menyedot aktivitas para pemuda untuk berlama lama berselancar didunia maya, apalagi dengan tambahan game yang bisa diakses lewat media tersebut. Tak jarang kalangan anak muda menghabiskan waktunya di media sosial tersebut, hanya untuk update status, saling berkomentar ria, chatting, ataupun bermain game.
Peranan media sosial tentunya seperti pedang bermata dua, disalah satu sisi menguntungkan, disisi lainnya sangat merugikan jika pemanfaatannya kurang layak/baik. Tentunya tergantung peranan user (pemuda) dalam memanfaatkannya. Media sosial tentunya bisa sangat menguntungkan ketika seseorang yang jarang bertemu dengan teman, atau rekan bisnis untuk saling menyapa dan bertukar informasi.  Saling berbagi ilmu lewat notes, saling men-tag ketika ada nasihat atau quote, pasang update status yang bermanfaat, membuat grup belajar, saling berkomentar mengenai isu yang marak diberbagai media elektronik, saling memberi masukan untuk pelayanan pemerintah yang kurang layak, dan berusaha untuk ikut serta dalam pembangunan negara, bukan hanya menyalahkan pemerintah saja. Saling berbagi (share), mengenai informasi, pemberitaan, dan hal-hal yang bermanfaat dan masih banyak lagi aktivitas yang dapat kita lakukan di media sosial dalam rangka menumbuhkembangkan identitas pemuda untuk mewujudkan pemuda harapan bangsa. Pemanfaatan media sosial yang seperti ini lah yang seharusnya menjadi perhatian  dan terus dikembangkan oleh para pemuda masa kini.  Mari kita munculkan kembali jiwa pemuda yang dahulu pernah menorehkan sejarah kemerdekaan, dimulai dari hal-hal kecil seperti yang telah diutarakan sebelumnya. Nah itulah sebagian kecil yang seharusnya dilakukan oleh para pemuda sekarang dalam pemanfaatan media sosial.
Sekarang muncul pertanyaan, bagaimana agar para pemuda bisa sepaham dengan kita? Caranya gampang, yaitu:
Pertama, adalah dimulai dari sendiri, ketika sesuatu hal itu berawal dari diri sendiri, maka akan dengan mudah untuk mentransfer hal tersebut kepada orang lain. Contoh: merokok, orang lain tidak akan berhenti merokok  ketika kita suruh untuk berhenti merokok, jika kita sendiri enggan untuk berhenti dari merokok, solusinya adalah berawal dari diri sendiri dengan melakukan contoh yang baik, yaitu berhenti dari merokok, maka nasihat atau ajakan tersebut akan dengan mudah untuk diikuti.
Kedua saling mengingatkan, ketika ada teman yang sedang mengalami kebimbangan dan selalu mengeluh di media sosial, kita ingatkan dengan dua arah, jangan mengingatkan dengan menuliskan komentar di statusnya atau di mention, tapi ingatkanlah lewat chatting yang hanya dua arah, atau melalui pesan, atau direct message. Karena mengapa, biasanya orang tidak mau ditunjukkan kesalahannya didepan umum, maka kita ingatkan dengan metode dua arah ini.
Ketiga, dekatkan diri kita dan ajak/libatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, karena dengan melibatkan mereka langsung dalam kegiatan tersebut, maka mereka akan sadar, betapa indahnya jika waktu yang digunakan hanya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Biasanya ini akan berpengaruh terhadap psikis mereka, ketika mereka sudah melakukan hal yang bermanfaat, maka secara tidak langsung dalam tingkah laku mereka akan menunjukkan hal-hal yang bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari
            Nah mudah-mudahan dengan langkah-langkah tersebut dapat menjadikan hidup kita bermanfaat untuk lingkungan sekitar, khususnya untuk diri sendiri. silakan torehkan kritik dan saran anda tapi yang membangun ya... :)

("ingatkan bila saya hilaf, tegur bila saya salah")
parmadi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar