Halaman

Rabu, 27 Juni 2012

Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie


Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie

PT Bakrie & Brother didirikan sejak 1942 oleh Ahmad Bakri, usaha yang digelutinya meliputi batu bara, agrobisnis, telecom,  oil & gas, property, metal, infrastructure.  Ahmad Bakrie adalah seorang pengusaha Indonesia kelahiran Lampung 11 Juni 1916.

  1. Strengths (kekuatan)

  • Kekuatan yang dimiliki oleh PT Bakrie & Brother yaitu yang berdiri sudah 70 tahun sehingga pengalaman, strategi, kecakapan dalam mencari peluang, kehandalan, kredibilitas, ketangguhan, brand image yang telah lama dibangun, sudah mengakar kokoh dalam diri PT Bakri & Brother itu sendiri.
  • Diversifikasi produk, juga telah menjadikan Bakrie & Brother unggul di sektornya, mulai dari batu bara, agrobisnis, telecom,  oil & gas, property, metal, infrastructure, pendidikan (UB) semuanya digarap untuk mengokohkan image bakrie di mata public.
  • Produk dengan sertifikat ISO 9001:2008 standar internasional mengenai system manajemen mutu, dan memiliki sertifikat serta penghargaan lainnya, sehingga produk PT Bakrie & Brother tidak kalah dengan produk luar. Menjadikan produk yang diproduksi oleh PT Bakrie & Brother mempunyai nilai mutu/kualiatas yang tinggi.
  • Pengusaha pribumi, Ahmad Bakri merupakan sosok pengusaha pribumi yang berhasil dalam menjalankan bisnisnya, sangat jarang untuk perusahaan  skala konglomerasi dimiliki oleh putra Indonesia (Pribumi) ini menjadi nilai tambah bagi PT Bakrie & Brother.
  • Jaringan bisnis yang kuat, melihat dari usia yang sekarang tentunya PT Bakrie & Brother memiliki segudang pengalaman. Kehandalan, kecekatan dalam menjalin kerjasama antar klien/investor sudah tidak dapat diragukan lagi. Dimulai dari diversifikasi bisnis yang tentunya memiliki jaringannya masing masing, sehingga saling mengokohkan satu sama lainnya.


  2.  Weaknesses (Kelemahan)
  • Kasus Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo masih memberikan luka bagi para korban, kendatinya kasus ini dimenangkan di pengadilan oleh PT Lapindo Brantas, tapi dari segi social  dan penyelesaian  ganti rugi asset milik warga belum sepenuhnya terbayar, masih ada korban yang menuntut untuk segera dibayarkan atas asset warga yang telah tenggelam oleh lumpur.
  • Penggelapan pajak, oleh PT Bumi Resources, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin, tentunya hal ini menjadi rapor merah untuk PT Bakrie & Brother  agar bisa memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusianya.
  • PT. Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) gagal bayar kepada para  nasabahnya dengan total nilai hampir Rp.400 Miliar, dan sampai saat ini masih belum terbayarkan. Jika tidak segera diselesaikan maka dari pihak Bapepam LK akan mencabut izin usaha PT Bakrie & Brother. Penanggulangan ini yang mestinya diselesaikan secara cepat dan professional oleh PT Bakrie & Brother mengingat usianya yang telah 70 tahun. Karena hal inilah yang justru membuat reputasi 70 tahun membangun citra baik, akan hilang seketika oleh ketidakprofesionalan tersebut.
  • Mulai mengalami decline (penurunan), di salah satu jenis usaha bakrie , pada tahapan siklus hidup perusahaan tentunya ada tahap perkenalan, pertumbuhan, pendewasaan, dan penurunan (decline). Tahapan decline ini terjadi pada produk bakrie telecom.
  • Keterbatasan teknologi, dalam pengolahan turunan CPO contohnya, Indonesia masih mengimpor produk turunan CPO keluar negeri karena Indonesia tidak memiliki perusahaan pengolah CPO menjadi minyak goreng.


No.
Strengths
Weight
Rating
Weight Score
S1.
Pengalaman 70 tahun
0,25
5,0
1,25
S2.
Diversifikasi Produk
0,22
4,2
0,924
S3.
Mutu Produk
0,20
3,8
0,76
S4.
Pengusaha Pribumi
0,10
2,9
0,29
S5.
Jaringan Bisnis Kuat
0,23
4,4
1,012

Total Score
1,00

4,236





No.
Weaknesses
Weight
Rating
Weight Score
W1.
Kasus Lumpur Lapindo
0,24
5,0
1,2
W2.
Penggelapan Pajak
0,18
3,2
0,576
W3.
Asuransi yang Gagal Bayar
0,18
3,2
0,576
W4.
Mulai Mengalami Decline
0,19
3,0
0,57
W5.
Keterbatasan Teknologi
0,21
4,0
0,84

Total Score
1,00

3,762

Total Strengths – Total Weaknesses
4,236 – 3,762 = 0,474 => ( x )

3.   Opportunities (peluang)
  • Sector industry yang belum tersentuh, sector industry yang tidak pernah mati adalah energy dan makanan. Industry makanan menjadi sasaran empuk untuk  PT Bakri & Brother dalam menjalankan bisnisnya. Agar lebih berkembang dan mendiversifikasikan produk, sehingga brand image yang terbentuk di hati stake holder semakin tertanam kuat.
  • Pertumbuhan penduduk (SDM), keuntungan dari bangsa kita adalah dari Sumber Daya Manusianya, SDM yang berkualitas. Negara Indonesia merupakan negara berkembang, negara yang mulai menanjak dalam stabilitas nasional, memiliki SDM yang berkualitas, handal dan cakap merupakan salah satu peluang bagi PT Bakrie & Brother untuk terus berkarya dengan SDM pilihan dan bermutu.
  • Kebutuhan bahan bakar minyak meningkat, seiring dengan kebijakan pemerintah yang menunda kenaikan BBM, maka ini berpeluang sekali bagi PT Bakrie & Brother mengingat bergerak di bidang energy. Peluang untuk menggunakan energy alternative yaitu energy air, panas bumi, panas matahari, angin, dan biomass
  • Teknologi, PT Bakrie & Brother mempunyai peluang jika membuka industry untuk pengolah turunan CPO, karena sampai saat ini Indonesia masih mengimpor turunan CPO dari luar negeri.


4.   Threats (ancaman)
  • Pesaing (competitor), peranan competitor dalam dunia  perusahaan adalah salah satu yang dapat dijadikan batu loncatan untuk menjadi yang lebih baik, untuk bisa berinovasi lebih, mencipta karya yang lebih disukai banyak orang, keberadaan competitor inilah yang menjadi ancaman PT Bakrie & Brother dalam manjalankan bisnisnya, competitor yang professional dibidangnya, yang handal dalam manajemennya menjadikan produk-produknya menjadi laku dipasaran. Inovasi yang baru benar-benar perlu dilakukan oleh PT Bakrie & Brother agar bisa menandingi produk-produk dari competitor.
  • Regulasi pemerintah, yang belum mendapatkan porsi yang pas bagi PT Bakrie & Brother, seperti contoh Bakrie Life yang mengalami gagal bayar kepada para nasabahnya, para nasabah tidak mendapatkan  perlindungan/penjaminan & pengembalian yang justru belum menguntungkan dari sisi PT Bakrie & Brother. Nasabah asuransi sebagai pihak konsumen selama ini hanya dilindungi oleh UU Perlindungan Konsumen (UU 8/ 1999). Namun demikian, UU Perlindungan Konsumen tidak mengatur mekanisme penjaminan dan pengembalian dana nasabah jika terjadi kasus perusahaan asuransi bermasalah. Regulasi pemerintah yang belum di amandemen mengenai asuransi  UU 2/ 1992 yang belum mengatur peran lembaga penjamin dana nasabah asuransi dalam upaya penyelamatan maupun kepailitan/ likuidasi perusahaan asuransi.
  • Citra buruk Lapindo, seperti halnya seribu kebaikan akan hilang dengan satu kejelekan, citra Lapindo ini menjadi citra negative bagi PT Bakrie & Brother meskipun dari segi aspek/bidang yang lain menunjukkan peningkatan kinerja atau peningkatan kualitas, penyelesaian kasus Lapindo yang tak kunjung selesai menjadi boomerang tersendiri bagi PT Bakrie & Brother, meskipun sudah 6 tahun berlalu tetap saja citra ini menjadi perhatian besar bagi para pengamat, khususnya masyarakat.
  • Politik, tak lepas dari isu politik yang sedang menyebar, maka diantara lawan politik saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya, mencari kesalahan dan menyebarkan dalam bentuk media, yang mendokrin dengan media tersebut kepada stakeholder yang justru menurunkan citra PT Bakrie & Brother kedepannya. Meskipun Aburizal Bakrie sudah keluar dari struktur organisasi sejak 2004 dan berkiprah di dunia politik tapi masyarakat memandang Aburizal Bakrie masih tetap berpengaruh terhadap PT Bakrie & Brother.

No.
Opportunities
Weight
Rating
Weight Score
O1.
Sektor yang Belum Tersentuh
0,23
0,39
0,0897
O2.
Pertumbuhan penduduk (SDM)
0,22
0,32
0,0704
O3.
BBM meningkat
0,28
0,38
0,1064
O4.
Teknologi
0,27
0,5
0,135

Total Score
1,00

0,4015





No.
Threats
Weight
Rating
Weight Score
T1.
Pesaing
0.27
0,5
0,135
T2.
Regulasi Pemerintah
0.23
0,35
0,0805
T3.
Citra Buruk Lapindo
0,29
0,5
0,145
T4.
Politik
0,21
0,29
0,0609

Total Score
1,00

0,4214

Total Opportunities – Total Weakness
0,4015 - 0,4214= -0,0199 => ( y )

Maka diperoleh (x,y) yaitu (0,474   ,    -0,0199)



















Kuadran II (positif, negatif)
Posisi PT Bakrie & Brothers menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan  yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,  artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan  berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus  berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi  disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Maka yang dilakukan “Seandainya Saya Jadi CEO Grup Bakrie” adalah:
  1. Penyelesaian kasus lumpur lapindo, bagi warga setempat yang menjadi korban dengan membayar ganti rugi yang belum sepenuhnya terbayarkan. Sehingga nama baik/citra PT Bakrie & Brother akan membaik.
  2. Penyelesaian gagal bayar kepada nasabah Bakrie Life dengan total nilai hampir Rp.400 Miliar segera dituntaskan, agar tidak berlarut larut, dan tidak menghambat jalannya stabilitas perekonomian di sector lain. Perbaikan system management juga perlu menjadi prioritas, agar tidak terjadi penyelewengan penempatan portofolio oleh pihak management. Penyelesaian hukum dan regulasi pemerintah harus segera diatasi mengingat banyak nasabah asuransi yang dirugikan.
  3. Penyelesaian kasus penggelapan pajak pada PT Bumi Resources, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin, segera ditanggulangi, serta system pengendalian internal (SPI) harus lebih ditingkatkan lagi agar kasus tersebut tidak terulang kembali. Tidak hanya SPI namun SDM yang berkualitas pula yang harus dimiliki oleh perusahaan PT Bakrie & Brother, mempunyai integrasi, dan beretika dalam profesinya.
  4. Membangun citra perusahaan dengan banyak mendayagunakan masyarakat dengan CSR, dengan cara memperbanyak dan memperluas program program yang dilakukan oleh perusahaan, karena nilai/citra perusahaan yang berpuluh puluh tahun dibangun akan seketika hancur ketika perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan, atau kepailitan. Dan kepercayaan stakeholder pun turut hilang ketika sebuah nilai perusahaan/citra perusahaan tidak dipertahankan atau diperbaiki sesegera mungkin.
  5. Meningkatkan kembali produk pada bidang/sector yang mengalami decline/penurunan, dengan cara melakukan kembali marketing mix (bauran produk), dan dengan 4P (produk, price, place, dan promotion) dan untuk jasa ditambah dengan people, proses dan physical evidence.
  6. Membuka industry disektor baru, disektor yang belum tersentuh seperti makanan, sehingga tingkat diversifikasi semakin beragam, dan positioning perusahaan/image perusahaan semakin melekat di hati para stakeholder.
  7. Melakukan pengembangan  secara matang pada industry di sector energy terutama untuk energy  alternative, mengingat harga BBM mulai meroket tajam, yang menyebabkan 10-20 tahun mendatang penggunaan energy alternative ini akan menjadi sorotan utama dan meningkat tajam. Seperti penggunaan energy alternative air, panas matahari, panas bumi, angin, biomass.
  8. Membuka industry baru untuk mengolah hasil turunan CPO, karena Indonesia sendiri masih mengimpor hasil turunan CPO dari luar. Dengan membuka industry yang khusus untuk mengolah hasil turunan CPO maka akan menjadikan PT Bakrie & Brother memonopoli produk tersebut, mengingat di Indonesia belum ada industry yang mengolah bahan turunan CPO secara lengkap mengolah hasil turunan CPO.



anonym, strategy formulation: situation analysis and business strategy (Chapter 6)
http://www.bakrie-brothers.com/
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=wybMN52Kyos#!  (company profile bakrie group.021.98001227)
Kotller, Philip, and Amstrong. 2009, Principles of Marketing. New Jersey.

nah bagaimana pendapat anda???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar